Friday, September 7, 2018

PERPUTARAN HUTANG USAHA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN


Hutang usaha merupakan kewajiban jangka pendek perusahaan yang muncul atas transaksi-transaksi operasional perusahaan yang biasanya umurnya tidak lebih dari satu tahun. Hutang usaha jika tidak dikelola dengan baik dapat mengganggu aktivitas perusahaan terutama dari sisi arus kas perusahaan. Karena jika tidak dilakukan pengelolaan terutama terkait jadwal pembayaran hutang usaha, bisa jadi uang perusahaan akan seluruhnya digunakan untuk melakukan pembayaran hutang usaha saja. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendukung pengelolaan perputaran hutang :
  1. Penyederhanaan Proses Hutang Usaha
Penyederhanaan proses hutang usaha dapat mulai dilakukan dengan mulai melakukan penjadwalan serta pemilihan hutang usaha mana saja yang harus dibayar terlebih dahulu, Pemilihan hutang usaha mana yang dapat dibayar terlebih dahulu harus dilakukan dengan melakukan negosiasi dengan supplier.
  1. Penggunaan Teknologi
Penggunaan teknologi dapat digunakan untuk pembuatan Aging Report (Laporan Umur Hutang)  atas masing-masing hutang. Sehingga perusahaan dapat mengetahui hutang dalam jangka waktu tertentu. Pada minggu ini mungkin saja pembayaran yang harus dilakukan adalah kecil, namun pada minggu berikutnya perusahaan harus membayar hutang dalam jumlah yang besar. Sehingga perusahaan dapat mempersiapkan dana yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran tersebut.
Pengelolaan hutang yang kurang baik dapat mempengaruhi kinerja perusahaan yang tergambar pada rasio keuangan perusahaan. Rasio keuangan perusahaan terkait perputaran hutang digambarkan pada Rasio perputaran hutang. Rasio perputaran hutang adalah rasio yang menggambarkan berapa waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melakukan pelunasan atas hutang yang dimiliki. Adapaun rumus perputaran piutang adalah
Rasio perputaran yang menurun menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan waktu lebih lama untuk membayar pemasoknya dibandingkan dengan periode sebelumnya. Ketika rasio perputaran meningkat, perusahaan membayar pemasok lebih cepat dari periode sebelumnya. Tingkat di mana perusahaan membayar utangnya dapat menunjukkan kondisi keuangan perusahaan. Rasio yang menurun dapat menandakan bahwa perusahaan sedang dalam kesulitan keuangan; sebagai alternatif, ini dapat mencerminkan bahwa perusahaan telah merundingkan pengaturan pembayaran yang berbeda dengan para pemasoknya.
SEGERA HUBUNGI : KONSULTAN KEUANGAN DAN PAJAK LAMPUNG
HP / WA : 082176655219
INSTAGRAM : konsultan.pajakdankeuangan
EMAIL : konsultan.pajaklampung@gmail.com

Tuesday, September 4, 2018

AUDIT, MAMPUKAH MENDETEKSI FRAUND ?



Perusahaan apapun itu, baik skala kecil, menengah, maupun besar, pasti memiliki risiko terjadinya fraud (kecurangan). Sebelum membahas apakah dengan audit fraud di perusahaan mampu terdeteksi, mari terlebih dahulu membahas perbedaan antara akuntansi dan audit, karena akuntansi dan audit adalah dua kegiatan yang berkaitan tetapi mempunyai tujuan yang sangat berbeda. Akuntansi merupakan system informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas keuangan dan kondisi perusahaan (Warren dkk, 2005). Sedangkan audit merupakan pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistimatis, oleh pihak profesional, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, terkait catatan pembukuan serta bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut (SukirnoAgoes, 2004).
Berikut beberapa jenis audit:
  1. Audit laporan keuangan (general financial statement audit)
  2. Audit kepatuhan atau ketaatan (compliance audit)
  3. Audit operasional/manajemen (operational/management audit)
  4. Audit investigasi (investigative audit)
  5. Audit forensik (forensic audit)
  6. Audit terhadap kecurangan (fraud audit)
  7. Audit keuangan khusus atau yang lebih rinci (special audit)
Perbedaan General Audit dan Fraud Audit
table
Apa itu FRAUD (Kecurangan)? Apa bedanya dengan kesalahan/kekeliruan?
Faktor yang membedakan antara kecurangan dan kekeliruan menurut PSA 70 (SA Seksi 316) adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan keuangan, berupa tindakan yang disengaja atau tidak disengaja. Jadi kecurangan adalah salah saji yang disengaja, sedangkan kekeliruan adalah salah saji yang tidak disengaja.

Mengapa FRAUD bias terjadi?
Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya fraud atas pelaporan keuangan dan penggunaan asset yang disebut Fraud Triangle (Segitiga Kecurangan).
Fraud_Triangle
Gambar Fraud Triangle (Segitiga Kecurangan)
Pressure
Pressure adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud, contohnya hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup mewah, ketergantungan narkoba, dll. Pada umumnya yang mendorong terjadinya fraud adalah kebutuhan atau masalah finansial. Tapi banyak juga yang hanya terdorong oleh keserakahan.
Opportunity
Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya disebabkan karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang. Diantara tiga elemen fraud triangle, opportunity merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir melalui penerapan proses, prosedur, dan control dan upaya deteksi dini terhadap fraud.
Rationalization
Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari pembenaran atas tindakannya, misalnya:
  1. Bahwasanya tindakannya untuk membahagiakan keluarga dan orang-orang yang dicintainya.
  2. Masa kerja pelaku cukup lama dan dia merasa seharusnya berhak mendapatkan lebih dari yang telah diadapatkan sekarang (posisi, gaji, promosi, dll.)
  3. Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak mengapa jika pelaku mengambil bagian sedikit dari keuntungan tersebut.
Fraud-Crosshairs1
Apakah dengan Audit, fraud dapat terdeteksi?
Pedoman-pedoman dalam proses audit dapat digunakan dalam mendeteksi adanya fraud, misalnya auditor independen yang menggunakan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) sebagai pedoman dalam melakukan audit. SA Seksi 316 (Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan), telah memberikan gambaran dan karakteristik kecurangan. Ada dua tipe salah saji yang relevan dengan pertimbangan auditor tentang kecurangan dalam audit atas laporan keuangan, yaitu salah saji yang timbul sebagai akibat dari kecurangan dalam pelaporan keuangan dan kecurangan yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aset. Meskipun kecurangan biasanya disembunyikan, adanya factor risiko atau kondisi lain dapat memperingatkan auditor tentang kemungkinan adanya kecurangan. Sebagai contoh, suatu dokumen yang hilang, buku besar yang tidak seimbang, atau hubungan analitik yang tidak masuk akal. Namun, kondisi tersebut mungkin juga sebagai akibat dari keadaan selain kecurangan. Dokumen mungkin hilang secara sah. buku besar mungkin tidak seimbang karena kekeliruan akuntansi yang tidak disengaja dan hubungan analitik mungkin sebagai akibat dari perubahan faktor-faktor ekonomi yang tidak diketahui. Bahkan laporan tentang kecurangan yang diduga keras terjadi belum tentu selalu dapat dipercaya, karena karyawan atau pihak luar mungkin salah atau mungkin didorong untuk melakukan tuduhan palsu.
By : Joko Triono

SEGERA HUBUNGI : KONSULTAN KEUANGAN DAN PAJAK LAMPUNG
HP / WA : 082176655219
INSTAGRAM : konsultan.pajakdankeuangan
EMAIL : konsultan.pajaklampung@gmail.com

KONSULTAN PAJAK LAMPUNG

PERPUTARAN HUTANG USAHA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

Hutang usaha merupakan kewajiban jangka pendek perusahaan yang muncul atas transaksi-transaksi operasional perusahaan yang biasanya umu...

KONSULTAN PAJAK LAMPUNG